Jumat, 27 Juli 2012

Ibadah Yang Sejati


Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1)

Kata “ibadah”, pada umumnya kita artikan sebagai penyembahan(worship) kepada Allah. Namun kita sering mengasosiasikannya hanya dengan kegiatan ritual peribadatan dalam gereja seperti persekutuan doa dan kebaktian. Contohnya kita mengenal istilah Ibadah Pengucapan Syukur, Ibadah Minggu, Ibadah Rabu Abu, dan sebagainya. Namun makna dari ibadah, bukanlah sekedar bentuk kegiatan agamawi yang demikian. Penyembahan kepada Tuhan memiliki arti yang lebih dalam dari sekedar ritual penyembahan menurut aturan agama. Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, menyebut ibadah yang sejati adalah hidup yang “mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah”

Ibadah yang sejati adalah suatu persembahan, suatu kurban bagi Allah. Dalam kebaktian Minggu kita pun memberikan persembahan kepada Tuhan berupa harta benda kita. Namun ibadah yang sejati bukanlah persembahan dari harta yang kita miliki, namun mempersembahkan tubuh kita, bukan milik kita yang berada di luar diri kita, namun diri kita seutuhnya. Persembahan tubuh berarti menyangkut kemanusiaan kita seutuhnya, yang dengan sadar kita persembahkan bagi Allah, merupakan bentuk penyangkalan diri, bahwa diri kita ini bukan lagi milik kita, namun sepenuhnya milik Allah. Ibadah yang sejati adalah penyerahan total kepada Allah.

Oleh karena ibadah yang sejati adalah penyerahan diri secara total kepada Allah, maka tubuh yang dipersembahkan itu harus memiliki kriteria yang hidup, kudus dan berkenan di hadapan Allah. Sebagai persembahan yang hidup berarti diri kita yang telah ditebus oleh Kristus. Persembahan yang hidup adalah tubuh yang telah mati bagi dosa dan hidup bagi Allah dalam Yesus Kristus (Roma 6:11). Jadi yang kita persembahkan adalah hidup kita yang baru, sebagai syukur kita atas penebusan Kristus. Dengan demikian, melalui hidup yang baru itu pula, kita senantiasa rindu untuk hidup kudus dihadapan Allah, karena hanya kekudusanlah yang layak dihadapan Allah yang kudus. Dengan begitu hidup kita dapat selalu berkenan dihadapan-Nya.

Apa yang sudah kita persembahkan bagi Allah sebagai bentuk ibadah kita ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar