Selasa, 25 Desember 2012

Bertumbuh Dalam Rencana-Nya

Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. (Lukas 2:52)

Baru saja kita merayakan Natal, memperingati hadirnya Yesus ke dunia di kandang domba Betlehem. Dalam injil Lukas 2, dicatat bagaimana bayi itu akhirnya bertumbuh besar. Berbicara mengenai pertumbuhan, pada dasarnya mengandung berbagai dimensi, yang satu dengan lainnya tidak terpisahkan. Seperti apa yang dicatat di Lukas 2:52, dilukiskan bagaimana Yesus bertumbuh. Pertumbuhan Yesus tidak sekedar diukur dari berapa usianya sekarang, berapa tinggi dan besar badan-Nya, namun juga bertumbuh dalam hikmat-Nya, besar-Nya, dan dikasihi Allahs serta manusia.

Pertumbuhan atau bertambah besar yang didefinisikan oleh Lukas merupakan kesatuan dari paling tidak empat dimensi. Pertama, jelas sekali disebutkan adanya pertumbuhan fisik, yang dituliskan sebagai bertambah besar. Tubuh manusia dengan gizi yang baik tentu secara alamiah akan bertumbuh besar, dari fisik bayi, kanak-kanak, remaja dan menjadi dewasa. Kedua, Yesus juga bertambah dalam hikmat-Nya, yaitu bertumbuh dalam kecerdasan intelektualitas, sekaligus kearifan dan kebijaksanaan. Ketiga, Yesus bertumbuh semakin dikasihi oleh Allah, menunjukkan adanya pertumbuhan spiritual, bukan sekedar hikmat beragama, namun juga hubungan yang sangat dekat dengan Allah. Keempat, Yesus semakin disukai oleh manusia, dalam arti memiliki pertumbuhan kecerdasan emosional, sehingga memiliki kehidupan sosial yang baik.

Dari gambaran tersebut, baik kita secara pribadi maupun sebagai jemaat perlu merenungkan kembali makna pertumbuhan dalam kekristenan kita. Seringkali dalam gereja kita membanggakan dengan pertambahan jemaat sehingga gereja penuh sesak, gereja yang terus menambah bangunan, dan banyak kegiatan. Namun apakah kita sudah mengimbanginya dengan memikirkan bagaimana pertumbuhan iman setiap jemaat, aktifis dan orang-orang yang melayani dan memiliki kerinduan datang ke gereja ? Saat kita mencoba untuk mempedulikan pertumbuhan iman, apakah kita melihatnya sekedar dalam pengetahuan tentang teologi saja, ataukah kita mengajak jemaat menikmati dan merasakan adanya hubungan yang lebih baik dengan Allah? Kalau kita merasa bahwa sebagai jemaat telah menyembah dan beribadah dengan baik, yang perlu kita lihat, apakah hati kita telah berubah memiliki hati Kristus dan memancarkannya hingga dapat dirasakan oleh orang lain, Ataukah jangan-jangan ukuran iman kita itu sekedar dari perkembangan ritual agamawi, namun kering dalam spiritualitas ?

Biarlah itu semua menjadi pergumulan kita sebagai pribadi maupun sebagai jemaat, sekaligus hamba-Nya. Pertumbuhan itu memiliki banyak dimensi, yang harus bertumbuh bersama-sama. Hendaklah kita merenungkan kembali nasihat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose ini : Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. (Kolose 3:15). Ya, hendaklah Kristus menjadi Raja, memerintah dalam hati kita, supaya kita bertumbuh dewasa, sebagaimana gambaran Kristus yang bertumbuh dewasa, yang bertambah hikmat-Nya, besar-Nya, dikasihi Allah dan manusia.

Mari kita renungkan : Siapakah Raja dalam hatiku hari ini ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar