Minggu, 30 Maret 2014

Hajatan Pesta Demokrasi


Tanggal 9 April 2014 nanti, hajatan Nasional untuk memilih wakil-wakil partai untuk menduduki kursi dewan akan segera dimulai. Seperti biasa, gegap gempita pesta demokrasi dirasakan bahkan lebih jauh sebelum tanggal 9 April 2014. Memang pesta demokrasi menjadi pusat perhatian tersendiri bagi rakyat banyak, karena biar bagaimanapun nasib rakyat adalah objek yang dikampanyekan untuk meraih suara, sekaligus juga sebagai stakeholder yang harus dipuaskan.

Pemilihan umum juga menjadi moment yang menyenangkan bagi rakyat karena pada saat itulah rakyat benar-benar “dirakyatkan”, karena banyak orang baik yang mendatangi dan berbicara kepada rakyat, menanyakan kabar dan nasibnya. Kalau yang saat ini sudah “duduk”, akan memastikan bahwa apa yang sudah diberikan selama dia duduk sudah memuaskan, sementara yang belum “duduk” akan menanyakan ketidakpuasan apa yang bisa dijadikan materi kampanye dan program perbaikan. Namun intinya, diperhatikan.

Dinamika kampanye tidak melulu bernuansa serius, karena sekalipun materi yang dibicarakan sangat strategis (kepemimpinan Nasional) ternyata bisa juga disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Makanya kita tidak heran kalau nuansa kampanye sarat dengan panggung hiburan dan pawai kendaraan di jalanan. Itulah kita, yang memiliki “kearifan” untuk menyampaikan kerumitan masalah bangsa dengan cara-cara yang sederhana dan menghibur.

Yang patut menjadi catatan kita pula, dampak ekonomi dari Pemilu sekalipun tidak dinikmati semua orang, namun dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi. Jadi kalau anda merasa skeptis dengan Pemilu, bahkan berpikir untuk golput segala, jangan marah, sedih dan kecewa dulu. Kalaupun anda merasa manfaat politiknya tidak signifikan, akan tetapi masih ada dampak positifnya pada sektor ekonomi. Konon, di masa seperti ini, teori trickle down effect baru kelihatan ada benarnya. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, sebagaimana dikutip banyak media  memperkirakan penyelenggaraan pemilu pada 2014 akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, yang diperkirakan akan menyumbang pada kenaikan produk domestik bruto (PDB) sekitar 0,2 persen. Kalaupun kita bukan orang yang mengerti ekonomi, dampak positif dari Pemilu dapat kita rasakan dari analisis sederhana di bawah ini.

Bagi industri kreatif, Pemilu memiliki dampak yang paling signifikan, khususnya pada subsektor periklanan dan fashion. Bagi subsektor industri periklanan, ramainya caleg beriklan lewat media massa berdampak sangat positif. Advertising agency, media agency dan PR agency mendapat banyak order untuk kreatif dan strategi pemenangan Pemilu dan pembelian slot iklan. Dengan besarnya uang yang dikucurkan, maka industri ikutannya ikut kebanjiran order, misalnya production house kebanjiran order produksi iklan, sementara media seperti TV, radio, dan surat kabar ikut kebanjiran iklan. Insan periklanan di daerah pun ikut kebanjiran order baik itu pemasangan baliho, banner, spanduk sampai umbul-umbul. Sebagai dampak ikutannya, produsen spanduk, bendera, umbul-umbul dan baliho akan sibuk mencetak pesanan para caleg.

Jasa terkait yang bisa kita masukkan adalah idustri perhotelan dan hiburan. Tingginya mobilitas orang akan meningkatkan okupansi hotel. Di industri hiburan, event organizer, orkes melayu, group band pop dan penyanyi baik kelas nasional hingga kelas kampung tidak akan sepi dari order. Pemilik persewaan panggung, soundsystem, disel dan meja kursi pun jadi tidak luput dari cipratan rezeki Pemilu.

Dari industri fashion, tentu saja yang paling kecipratan rezeki Pemilu adalah para produsen kaos. Bisa dibayangkan kalau 10 partai politik memesan kaos untuk masing-masing 1.000 lembar kaos per kecamatan saja, bisakah kita menghitung berapa potong kaos yang diproduksi di seluruh Indonesia sebagai alat peraga kampanye saja? Bisakah dibayangkan berapa uang yang beredar di produsen kaos, distributor bahan kaos, bahan-bahan sablon dan produsen benang  jika selembar kaos nilainya Rp. 15.000,- saja?

Selain industri kreatif, industri rokok, makanan dan minuman adalah industri yang juga mengalami pertumbuhan. Semakin banyak massa dimobilisasi, maka akan semakin banyak logistik konsumsi yang harus disediakan, baik untuk tim sukses, tim pawai maupun untuk pertemuan-pertemuan dengan konstituen. Semuanya butuh nasi kotak, snack, air mineral, rokok ala kadarnya dan mungkin juga sembako untuk dibagikan. Dengan demikian, pengusaha kartering maupun produsen snack akan panen pesanan.

Berikutnya rezeki juga sampai ke sektor transportasi dan ikutannya yang menjadi penyokong kampanye.  Mobilisasi masa jaman kuno (katakanlah pemilu tahun 1970-an) lebih efisien, karena ada yang bersepeda, jalan kaki atau beberapa puluh orang di atas bak terbuka. Namun hari ini, untuk mengumpulkan massa dibutuhkan sewa bus untuk mengangkut massa (agar lebih manusiawi) dan tim sepeda motor yang meramaikan jalanan. Khusus untuk sepeda motor karena supaya seru harus ada modifikasi knalpot, maka pra maupun pasca Pemilu, bengkel akan mengalami kenaikan kunjungan, sekali untuk modifikasi, sekali lagi untuk service. Sementara itu konsumsi BBM bersubsidi juga ikut naik, karena mobilitas orang yang meningkat (walaupun bersifat lokal). Belum lagi pemanfaatan sarana transportasi untuk mobilitas para jurkam, baik itu menggunakan mobil pribadi, kereta api, pesawat terbang, bahkan helikopter sewaan (apakah anda juga merasakan kalau tiket promo pesawat belakangan ini agak sulit didapat?).

Sektor informal juga dapat ikut mengais rejeki Pemilu. Banyaknya event di lapangan menjadi lahan bagi para pedagang asongan untuk beroperasi. Mengingat event ini hanya sekali saja, biasanya harga barang di asongan pun bisa relatif lebih tinggi dari biasa (harga peak-season). Pedagang asongan di sini bukan saja mereka yang berjualan rokok dan permen, termasuk juga tukang baso, tukang kacang goreng, tukang es krim, dan bakul keliling lainnya.

Last but not least, kalau anda lagi tidak ada kesibukan pun masih punya kesempatan untuk mendapat uang, karena Pemilu menciptakan lapangan kerja baru sebagai peserta kegiatan kampanye terbuka. Siapa tahu anda beruntung bukan sekedar dapat nasi kotak, namun juga pengganti uang bensin sekedarnya. Selain itu, jangan tidur cepat-cepat, atau bangun tidur siang-siang, siapa tahu ada ketukan pintu sebelum matahari 9 April menyingsing.

Halah … sudahlah …  Dibalik dinamika dan serba-serbi Pemilu di atas, doa kita semua yang utama adalah semoga Pemilu 2014 ini berjalan dengan lancar, aman, jujur dan adil. Semoga rakyat  dapat menyambut era kepemimpinan yang baru dengan lebih optimistis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar